Share This

Sabtu, 25 Agustus 2012

KKN Desa Gumingsir, Wanadadi Banjarnegara 2012


KKN singakatan dari Kuliah Kerja Nyata merupakan suatu wujud nyata pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa yang pada kesempatan ini lebih difokuskan pada POSDAYA yakni upaya pemeberdayaan berbasis pemberdayaan keluarga yang meliputi 4 pilar utama : pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan.
Tim KKN Desa Gumingsir bersama Perangkat Desa Gumingsir
Banyak kisah ,banyak cerita pastinya adari 35 hari yang begitu berkesan. Keramahan warga, kerjasama Tim KKN dan seabreg proker yang harus dijalankan yang menambah wawasan kita tentang bagaimana berkegiatan di masyarakat, ibarat kata KKN itu merupakan miniatur  yang nantinya menjadikan modal awal terjun langsungnya kita  di masyarakat setelah lulus nanti. Sehingga sayang sekali jika disia-siakan dan tidak maksimal dijalani.
Sekelumit akan saya ceritakan tentang pengalaman KKN saya di desa Gumingsir ini dari awal keberangkatan sampai akhir kegiatan yang sudah dijalani.

10 juli 2012
Awal keberangkatan. Dimulai dari suasana yang saya bilang kacau tidak ada  koordinasi yang jelas. Kamipun berangkat bersama – sama satu dpl dengan desa medayu dan linggasari. Perjalanan selama sekitar 1 jam kami tempuh menuju aula kecamatan rakit untuk melakukan pelepasan bersma perangkat pejabat kabupaten Banjarnegara. Acara selesai pukul 11.00 wib yang dilanjutkan dengan perjalanan menuju rumah induk semang kami, rumah bapak masngad di desa Gumingsir. Hari pertama ini kami isi dengan kegiatan pembuatan papan posko dan silaturahmi dengan warga sekitar posko.
Minggu Pertama (10 juli – 15 juli 2012)
Banyak kegiatan diawal keberadaan kami di desa ini, hampir setiap hari terdapat undangan pertemuan baik pengajian, rapat rt,dll dengan warga. Minggu pertama ini juga di isi dengan pencocokan  proker – proker apa saja yang sesuai dan pas untuk dijalankan di desa Gumingsir ini. Mulai dari perkenalan dengan seluruh perangkat desa dan  rapat perdana pengurus posdaya desa Gumingsir, yang pada intinya warga sangat antusias menerima kedatangan kami bersebelas ini untuk ikut memberdayakan warga desa Gumingsir dengan meliputi 4 pilar pokok utama yakni kesehatan, lingkungan, ekonomi, dan pendidikan.
Kegiatan di bidang ekonomi yakni pembuatan variasi makanan juga diadakan pada minggu ini berupa pembuatan nugget tahu dengan peserta ibu-ibu pkk.
Minggu Kedua (16 juli – 22 juli 2012)
Masih berkutat dengan keadaan yang sama apa lagi kalau bukan realisasi proker?? Dari mulai PHBS kepada anak SD dan MI. Kegiatan ini merupakan  salah satu proker di bidang kesehatan yang harus saya jalankan. Mulai dari persiapan sampai hari pelaksannaan kami semua berkerjasma saling bahu- membahu mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Di minggu ini saya pertama kalinya menjadi pembicara di desa ini walaupun itu hanya tampil di depan anak-anak SD dan MI yang begitu sangat antusias dalam mengikuti materi dan praktek cuci tangan dan sikat gigi yang benar.  Pengajuan proposal bantuan dan sponshorsip juga kebanyakan dilakukan pada minggu ini. Ada juga kegiatan penyegaran yakni  jalan-jalan  ke dieng.
Minggu Ketiga (23 juli – 19 juli 2012)
Realisasi program di minggu ini kebanyakan di bidang pendidikan mulai  dari sosialisasi komputer, pendidikan formal, lomba mewarnai tingkat tk dan paud, dan lomba kebersihan kelas. Untuk kegiatan perpustakaan dan bimbingan belajar sudah terlaksana setiap minggunya. Kegiatan penyegarannya seperti biasa jalan-jalan, kali ini ke waduk mrica dan  alun-alun banjarnegara.
Minggu Keempat (20 juli – 5 agustus 2012)
Kembali disibukkan dengan proker yang semakin banyak dan  tingkat kejenuhan yang semakin meningkat yang  sering membuat komunikasi yang kurang berjalan lancar. Namun semua itu bukan  menjadi masalah yang begitu berarti bagi kami semua. Di fokuskan pada acara sosialisasi tanaman obat keluarga pada para perangkat desa dan pembuatan kerajinan kain flanel untuk ibu-ibu desa. Kegiatan tersebut  diselingi juga  dengan sosialisasi menopouse dan asi ekslusif yang belum begitu dipahami betul oleh ibu-ibu warga desa gumingsir. Pada minggu ini juga diselenggarakan pemeriksaan tulang dan mata gratis bagi warga yang tujuannya untuk mengetahui kondisi tulang dan mata warga desa khususnya lansia agar dapat lebih menjaga kesehatan tulang dan mata. Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama dengan anlene dan optik lucky Banjarnegara.
Minggu Kelima (6 agustus – 12 agustus 2012)
Minggu terakhir kami berada di desa ini bukannya semakin santai karena kegiatan yang berkurang namun malah kegiatannya bertambah banyak. Dimulai dari pengambilan bibit pohon yang jumlahnya mencapai 200 an lebih bibit sumbangan dari serayu kayuindo dan indonesia power untuk dibagikan ke warga desa. Adanya kerjasama dengan Yayasan Lupus Indonesia berupa pengadaan kegiatan sosialisasi mengenal lebih dekat penyakit lupus yang dibawakan oleh saya sendiri sebagai pembicara serta pembagian booklet yang berjumlah 1000 buah dan poster sejumlah 250 buah yang dibagikan pada warga desa, siswa-siswi SMA, puskesmas dan posyandu. Antusias warga dalam sosialisasi ini sangat tinggi debuktikan dengan banyaknya peserta yang hadir serta begitu banyaknya pertanyaan yang muncul selama penyuluhan. Bukan hanya lupus, diselenggarakan pula sosialisasi HIV/AIDS serta nonton bareng film dokumenter tentang HIV/AIDS yang juga mendapat antusias yang sangat tinggi pula. Dalam kesempatan ini saya juga berkesempatan menjadi pembicara.  Kegiatan selanjutnya adalah  sosialisasi pembuatan pupuk organik dan pembuatan biopori bagi petani di desa gumingsir yakni dibawakan oleh ibu tuti salah seorang pakar pertanian organik di Banjarnegara. Minggu terakhir ini kami fokuskan juga pada acara perpisahan dengan warga berupa kegiatan pelaporan hasil KKN dan nonton bareng hasil KKN serta diadakannya lomba yang sekaligus untuk memeriahkan HUT RI bagi warga disekitar posko. Menariknya pertama kalinya dan mungkin yang terakhir dalam KKN ini kami diundang sebagi peserta lomab cerdas cernat yang diadakan warga. Kegiatan yang sangat menghibur dengan banyaknya gelak tawa para peserta dan penonton.
Itulah sekelumit cerita dari KKN ini semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk KKN kedepan yang lebih baik lagi. Terima kasih >>>

Rabu, 15 Agustus 2012

12 Hari yang tak terlupakan


Long March
Pengalaman pertama memang takkan pernah terlupa, begitu juga dengan pengalaman eks-siswa Pendidikan dasar XXVI UPL MPA UNSOED. Selama 12 hari  dari tanggal -12 Februari 2010, mereka menjalani sebuah rangkaian pendidikan dasar sebagai calon anggota Unit Pandu Lingkungan Mahasiswa Pecinta Alam. Bukan hanya fisik yang diperlukan di pendidikan ini tetapi mental juga, karena ini merupakan sebuah perjalanan awal untuk bergelut di alam yang tak kenal cuaca. Berbagai materi diberikan mulai dari meteri ruang dan praktek materi. Materi yang di berikan antara lain meteri Keorganisasian, Navigasi Darat, Iklim dan medan, penaksiran, PPPK, SAR, CavingRock Climbingswampingrafting, survival, dan manajemen perjalanan. Materi ruang ini di berikan di Ruang 7 fakultas Biologi Unsoed pada hari pertama dan kedua.   Gambar : Longmarch melintasi Gn.Karang (Matahari sangat menyengat)
            Sebagai penggiat kegiatan di alam, sedikitnya kita harus peduli dengan daerah sekitar, jadi kita mencoba untuk menjalankan seruan pemerintah “one man, one tree”. Kegiatan itu kita namakan bakti lingkungan, berada di daerah Pamijen, kec Baturaden. Kegiatan dengan penanaman pohon mahoni sebanyak 200 buah di jalan raya Pamijen sepanjang 200 m. Semoga nantinya bisa bermanfaat untuk mengurangi polusi dan dapat merindangkan jalan raya tersebut.
            Praktek pertama yang dilakukan adalah praktek Gunung hutan yang bertempat disekitar lereng selatan Gunung Slamet. Selama 3 hari 2 malam para siswa diksar mempraktekan materi yang telah diberikan antara lain latihan Navigasi Darat dan survival. Praktek navigasidarat ini para siswa latihan menentukan titik mereka dengan dip eta, kemudia menggunakan guide jalur dan dituangkan ke dalam peta. Sedangkan survival dengan mempraktekan teknik survival, seperti membuat biovak alam, perapian, tidur gantung, jerat, pencarian sumber air, makan tanaman survival dan hewan survival. Pada hari terakhir siswa simulasi SAR untuk mencari dan menolong survivor yang sedang hilang di hutan, karena kegiatan UPL tidak lepas dari SAR dan PBA.
            Praktek yang kedua yaitu praktek Goa, berada di Darmakradenan. Pejalanan dari Kalipagu ke Dramakradenan memakan waktu 2 hari dengan menempuh medan bukit-bukit, igir “kampret” yang kemiringannya hampir 70 derajad, menyebrang sungai “kali mengaji”, jalan di rel kereta yang membutuhkan konsentrasi tinggi serta jalan desa yang sekarang telah banyak menjadi jalan aspallong march ini di pimpin oleh sie long march. Praktek di hari 8 ini mampraktekan teknik berjalan di goa yang berlumpur, pemetaan goa, dan rapeling di Goa. Pada hari yang sama siswa pindah basecamp ke Karangkemojing, yang biasanya dipimpin oleh sie long march kali ini dipimpin oleh basecamp. Pada hari berikutnya praktek Rock Climbing, dengan mempraktekan SRT (single rope technique) menggunakan prusikingrapeling serta keseimbangan. Cuaca yang panas tidak mengendurkan semangat para siswa.
            Hri ke-10 merupakan long march terpanjang sebelum praktek terakhir menuju Jeruk legi. Melewati panasnya gunung karang, bukit penyesalan yang bakalan ga menyesal setelah melewatinya karena indah bukan main pemandangannya, hutan karet sebagai perbatasan Banyumas-Cilacap. Praktek terakhir pada hari ke 11 yaitu praktek rawa. Sebelum praktek rawa, carier siswa diharuskan untuk di packing dengan aman, dengan plastic packing, agar barang bawaan tidak basah oleh air rawa. Praktek ini melewati 3 rawa, rawa pertama dengan keadaan surut, jadi teknik berjalan dirawa harus digunakan, yaitu dengan berjalan cepat dan tidak boleh menginjak jejak teman sebelumnya agar tidak terperosok semakin dalam ke lumpur. Ada kejadian lucu, sepatu salah seorang siswa copot karena terperosok ke dalam lumpur dan siswa tersebut menangis dibuatnya. Rawa kedua kondisi sudah pasang karena hujan, sehingga siswa hanya berenang saja dengan carrier sebagai pelampungnya. Begitu juga pada rawa ke tiga.
            Setelah  mandi dan makan ikan bakar di tritih, masih ada perjalanan menuju ke pantai Tegal katilayu untuk pengukuhan. Sebelumnya ada pengarahan dari pembina dan kemahasiswaan rektorat agar para siswa selalu semangat dan memanfaatkan hari-harinya dengan berorganisasi selain dengan kuliah saja, karena organisasi dapat melatih kita untuk biasa berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain, serta bisa mengatur waktu dan membuat suatu pekerjaan dengan baik. Perjalanan masih dilanjutkan menuju ke Tegalkatilayu. Pengukuhan di pantai Tegal Katilayu Cilacap adalah suatu adegan yang dramatis. Betapa tidak, setelah 11 hari berjuang, berjalan, kelelahan, ada tangisan, kesakitan semua hilang, melebur karena sebuah kain segitiga orange dengan semboyan dari Panglima Besar Jenderal Soedirman dan burung hantu lambang organisasi bertengger di atas pundak menandakan telah resmi manjadi anggota muda UPL MPA UNSOED. Saudara baru tebentuk, dan mendapatkan sebuah keluarga besar yang akan berjuang bersama-sama.
            Pendidikan dasar yang memeras fisik ini membutuhkan kesehatan yang benar-benar fit. Oleh karena itu panitia selalu mengecek kesehatan para siswa. Cek kesehatan ini dilaksanakan sebelum melaksanakan long march. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesehatan dari siswa agar bisa memprediksikan kekuatan mereka dalam berjalan dan sampai di basecamp berikutnya. Jika siswa malas untuk menggunakan minyak komando/baby oil setiap mau long march, dan malas untuk merawat saat di basecamp maka dipastikan kakinya bisa terkena penyakit melepuh atau kutu air.
            Pendidikan dasar ini di ikuti oleh 24 orang siswa, dan 22 orang lulus. 2 lainnya karena ada masalah teknis, ijin orang tua dan kesehatan. Harapan besar tercurah dengan adanya para anggota baru bergabung di keluarga besar UPL MPA. Semoga UPL semakin besar dengan citra-citra yang semakin baik dan selalu membuat sejarah di dunia kepecintaalaman di Indonesia terutama di lingkungan UNSOED.