Share This

Sabtu, 28 April 2012

Aksi Peringatan Hari Bumi 2012 Bersih Sampah Kota


Purwokerto 22 april 2012
Beraksi Bersama Rapatkan Barisan

Samapah yang diperoleh

Bersma Bupati Banyumas

Indonesia Hijau 

Peringatan Hari Bumi 2012, dalam kesempatan ini FORDIK  ( Forum Dinamika Kepencintaalaman ) Banyumas menggelar aksi bersih kota dalam rangka memperingati hari bumi yang diikuti puluhan organisasi Mahasiswa Pencinta Alam  di Banyumas .  Dengan mengambil tema bersihkan, hijaukan , dapatkan kami serempak membersihkan sampah – sampah kota yang ada di sepanjang jalan yang kami lalui. Teknis acara ,tim di bagi menjadi dua kelompok ,  tim 1 mengambil start di depan sri ratu sedangkan tim 2 mengambil start di STAIN Purwokerto yang dengan waktu bersamaan berjalan menuju alun-alun purwokerto.
Disamping membersihkan sampah kota kami sekaligus melakukan kampanye hidup bersih  kepada masyarakat  di sepanjang jalan yang dilewati.  “ Cara paling mudah adalah dimulai dari diri sendiri” ujar Fajar sebagai koordinator lapangan aksi bersih kota tersebut. Peringatan hari bumi kali ini juga mendapat respon positif dari Bapak Mardjoko selaku Bupati Banyumas, beliau  sangat mengapresiasi kegiatan anak – anak muda yang peduli dengan lingkungan.  Cukup mencengangkan dengan hanya jarak beberapa kilometer saja, jumlah sampah yang diperoreh mencapai puluhan kantong trash bag, dapat disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat akan sampah masih sangat rendah dan juga peran pemerintah dalam hal ini masih belum optimal dalam masalah penanggulangan sampah khususnya di Kota Purwokerto. Bersihkan, Hijaukan, dapatkan .. Selamat hari Bumi 2012..( fajar/369)


Hari Bumi Eart Day, hari khusus buat bumi tercinta kita. Bumi yang telah tua dan sakit karena ulah tangan – tangan yang tidak bertanggung jawab. Kita diingatkan kembali bahwa alam merupakan sebuah satu kesatuan yang utuh, yang mana bila satu komponennya saja terganggu maka ia akan mengeluarkan murkanya. Itulah  sekelumit tentang hari bumi hari di mana 42 tahun yang lalu hari ini dicanangkan sebagi konsekuensi dari sebuah Gagasan Gaylord Nelson salah seorang senator amerika serikat yang memandang perlunya isu-isu lingkungan hidup masuk dalam kurikulum pendidikan.
Dukungan ini mencapai puncaknya pada tanggal 22 April 1970. Saat itu sejarah mencatat jutaan orang turun ke jalan, berdemonstrasi dan memadati Fifth Avenue di New York untuk mengecam para perusak bumi. Majalah TIME memperkirakan bahwa sekitar 20 juta manusia turun ke jalan pada 22 April 1970.
Moment ini kemudian menjadi tonggak sejarah diperingatinya sebagai Hari Bumi yang pertama kali. Tanggal 22 April juga bertepatan dengan musim semi di Northern Hemisphere (belahan bumi utara) sekaligus musim gugur di belahan bumi selatan. Sejak itu, pada tanggal 22 April setiap tahunnya Hari Bumi (Earth Day) diperingati.
Dari hal termudah?? Kebanyakan orang sibuk mengurusi argumen –argumen dan konsep- konsep mereka lupa inti dari sebuah penyelamatan lingkungan adalah sebuah tindakan. Membuang sampah pada temapatnya, mungkin ini terlihat spele namun kultur orang Indonesia belum bisa mnerapkannya dengan baik.  Idealnya setiap hari adalah hari bumi, sehingga setiap hari pula masyarakat peduli dengan bumi. Namun dari diri sendirilah yang harus kita mulai untuk berbuat untuk mlestarikan bumi...Salam lestari ..

Minggu, 22 April 2012

mungkin ini yang bisa aku tulis apa yang aku rasakan ...tersudut, sendiri , bingung..
itulah kata yang pantas menggambarkan keadaanku saat ini..
dimanapun berada sama..masih mencari tempat "Bahagia" yang entah berada dimana..
sebuah permohonan kecil berbeda dari kebanyakan orang ...ya.ini aku ..aku yang berbeda sehingga
merasa tersisih..dari kenyataan hidup..
sudut hati merasa terkoyak seakan ribuan jarum menusuk bertubi ..maaf jika aku salah ..but i don't understand
mengapa seperti ini..
kata orang bahagia itu pilihan " aku sudah memilih" tapi bahagia tak kunjung datang,,

Jumat, 20 April 2012

Sudahlah


Sudahlah, kita lupakan.
Sebentar saja.

Tentang cinta.
Tentang masa depan.
Tentang beratnya rintangan.
Tentang masa lalu.
Tentang ketidak jelasan.
tentang... Tentang... Tentang...

Ah, sudahlah...
Mari kita nikmati yang ada.
Dengan secangkir kopi dan sebatang rokok.
Semoga waktu berhenti,
Hanya pada saat kita bahagia.
copas dari catatan teman..pas banget menggambarkan keadaanku hari ini..:)

Kampung Laut, Segara Anakan, Mangrove

Penanaman Mangrove

Penanaan Mangrove oleh warga Kampung Laut

Menuju Desa Ujung Alang Kampung Laut

Melewati Jembatan di Desa Ujung Alang

Setahun lebih telah berlalu sejak ku jejakkan kaki di kampung laut, Cilacap. Kampung Laut sebuah daerah di pesisir selatan cilcap bersebelahan dengan pulau nusa kambngan. Tepatnya terletak di kawasan segara anakan. Jauh memang perjalanan yang harus di tempuh untuk menuju tempat ini, mulai dari jalan darat sampai perahu yang harus ku naiki karena memang akses satu2 nya hanya melewati laut. Miris, ternyata kehidupan disini begitu sederhana, kesederhanaan yang di paksakan, tak tersentuh oleh para birokrat negri. dari jaringan listrik yang minim ( hanya mengandalkan genset) air bersih yang minim, kondisi perekonomian yang begitu memperihatinkan. Namun semangat orang2 kampung laut perlu diacungi jempol, mereka tidak hanya mengeluh dengan keadaan yang ada namun berusaha bangkit mengatasi keadaan.  Terutama pada bidang lingkungan, mereka sangat konsen akan hal itu, mereka sadar bahwa mereka hidup dikawasan mangrove, mangrove lah sumber kehidupan mereka. Mangrove rusak kehidupan merekapun akan ikut rusak. Dimulai dari kesadaran inilah mereka mulai menjaga kelestarian magrove yang ada. 

Kedatanga kun  kesini juga dalam rangka ikut berkontribusi dalam pelestarian mangrove dengan melakukan penanaman mangrove bersama masyarakat kampung laut. Disamping ada misi pribadi ( tentunya ). Suatu saat ingi rasanya kembali ke temapat ini memetik hasil dari apa yaang sudah dilakukan yakni hamparan hijau hutan mangrove segara anakan ...go green..Save mangrove...




Selasa, 17 April 2012

bimbang di persimpangan..butuh prinsip yang kuat dan komitmen penuh untuk menjalani


Rabu, 11 April 2012

Aim High


“Bercita-citalah setinggi langit.” ~ Pepatah Bijak
If You Can Aim High, Why You Should Aim Low?






Rabu, 04 April 2012

Sepenggal Catatan dari Gunung Arjuno-Welirang

Kopas dari sahabatku ...cerita dulu saat bareng2 mbolang ke JAWA TIMUR....


Gunung Arjuno (3.339 m dpl) adalah gunung api tua dan sudah tidak aktif, Sedangkan Gunung Welirang (3.156 m dpl), masih ada aktifitas yang ditunjukkan dengan adanya kawah belerang. Gunung Arjuno dan Gunung Welirang terletak pada satu gunung yang sama dan terletak dalam satu rangkaian dengan Gunung Anjasmoro dan Gunung Ringgit. Pada lembah-lembah diantaranya, terutama di lereng Gunung Arjuno dan Ringgit, terdapat puluhan peninggalan purbakala yang berserakan dan belum ditangani secara tuntas. Sebagian tertutup semak-belukar.


 Gunung Arjuno (atau Rajuna, nama kuno) terletak di Malang, Jawa Timur, bertype Strato dan berada di bawah Pengelolaan Tahura Raden Soeryo. Biasanya gunung ini dicapai dari tiga titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari Lawang, Tretes dan Batu. Gunung Arjuno dan Gunung Welirang terletak di Propinsi Jawa Timur Indonesia, Kedua gunung ini berada pada satu gugusan pegunungan. Untuk jalur pendakian ke puncak Arjuno dapat dimulai dari berbagai tempat, yaitu Tretes, Purwosari – Pasuruan, Wonosari - Lawang (Kebun Teh), dan Sumber Brantas (Jurang Kwali). Pendakian kami melalui jalur Jurang Kwali-Wonosari.

Senin, 25 Juli 2011

Ye! Gunung terakhir! Hari ini saya bersama keempat tim pengembaraan dari UPL MPA Unsoed Sigit, Hata, Fajar, dan Mas Dosso mendaki gunung ketiga dalam rangkaian pendakian kami menuju Gunung Arjuno-Welirang setelah mendaki Gunung Raung dan Gunung Argopuro. Pukul 08.30 kami berangkat menuju Terminal Lama Probolinggo dengan bus Akas, satu-satunya bus jurusan Bremi – Probolinggo yang biasa mangkal tepat di samping Pesanggrahan.






Dari Terminal Lama kami naik angkot sampai Terminal Bayu Angga Probolinggo. Dari terminal naik bus jurusan Malang sampai Karanglo. Dari Karanglo naik angkot warna oranye menuju pasar Karang Ploso. Di sana seperti biasa saya dengan ditemani Hata bertugas berbelanja keperluan logistik untuk pendakian nanti.
  
Dari Karang Ploso naik angkot lagi sampai Pertigaan Batu-Selecta. Kami menyewa angkot sampai Jurang Kwali, tetapi tarifnya mahal jika dibanding dengan tarif asli yang ditempel di pintu angkot. Itulah karena kami tidak tahu. Di sepanjang jalan pemandangan yang kami lihat sangat indah. Perkebunan apel Malang yang diselingi lahan pertanian palawija terhampar luas di kaki pegunungan yang tampak biru megah di kejauhan.

Di Jurang Kwali kami sempat berputar-putar karena alur perizinan yang tidak jelas. Sampai akhirnya kami tiba di pemandian air panas Cangar untuk mengurus izin dan membeli tiket masuk. Di sana kami bertemu dengan anak Mapala yang memberitahu kami mengenai basecamp pendakian. Gunung Arjuno-Welirang jalur Sumber Brantas tidak ada basecamp khusus, tetapi biasa menginap di Warung Makan Bu Sutami di Jurang Kwali.

Akhirnya pada pukul 17.00 kami tiba di Warung Makan Bu Sutami. Di sana kami menginap semalam dan packing logistik. Beban yang akan kami bawa besok lebih berat dari pendakian sebelumnya karena semua barang akan dibawa melintas. Air pun direncanakan akan mengambil dari bawah karena sepanjang jalur pendakian Arjuno-Welirang-Lawang tidak ada sumber air.

Selasa, 26 Juli 2011

Tepat pukul 06.00 kami meninggalkan Warung Makan Bu Sutami menuju sumber air terakhir. Jalan menuju sumber air melewati areal pertanian berupa wortel dan kentang. Jalur yang ditempuh cukup membingungkan karena banyak persimpangan. Kami pun sempat berputar-putar cukup lama. Pada pukul 08.30 kami mengambil air di tandon dan sarapan pagi sebuah gubuk sampai pukul 10.50. Saat kami memulai perjalanan,matahari sudah bersinar terik terutama di areal pertanian kentang. Jalur yang ditempuh relatif landai dan sesekali menanjak saat masuk punggungan baru.

Pukul 12.50 kami tiba di Persimpangan Gunung Arjuno-Welirang dan melakukan coffee break sampai pukul 14.00. Di sana pun kami menyimpan cadangan air yang dibawa saya dan Fajar. Jalur menuju Puncak Welirang relatif terjal dan banyak pohon tumbang. Kami pun sempat tersesat di punggungan G.Kembar 1 karena jalurnya kurang jelas. Jalur melebar dan terdiri dari batu-batu putih di jalur penambang belerang. Pergerakan kami tidak begitu cepat karena Hata yang hari itu berulangtahun kelelahan. Saya sudah merasakannya di gunung pertama (G. Raung), sekarang giliran kau, Bung!

Di plawangan carrier kami ditinggal untuk mempercepat pergerakan dan hanya punya Fajar yang dibawa. Untuk mendaki Puncak Welirang disarankan memakai penutup hidung karena terdapat gas belerang yang dapat menyesakkan napas. Jalur menuju puncak berbatu-batu labil dan harus hati-hati. Pukul 17.25 kami sampai di Puncak Welirang, puncak ketiga kami. Sunset di puncak ini sungguh menakjubkan!

Di puncak kami hanya menghabiskan waktu 15 menit untuk berfoto karena hari sudah hampir malam dan berbahaya jika berlama-lama di puncak. Pukul 17.40 kami turun dan mendirikan camp di Pos Batu Besar pada koordinat 07° 44’01”LS dan 112° 34’24”BT.

Rabu, 27 Juli 2011

Hari ini adalah operasional menuju Puncak Arjuno. Kami mulai berjalan dari pukul 08.00 menuju Persimpangan Gunung Arjuno-Welirang. Di perjalanan kami bertemu dengan penambang belerang.

Dari persimpangan mengambil jalan yang menanjak ke arah kiri. Di antara rerumput ilalang dan pohon-pohon cemara terdapat sumber uap panas (fumarole) di beberapa tempat. Jalan landai begitu masuk savana, lalu melipir punggungan G.Kembar II. Pemandangan menuju Gunung Arjuno sangat indah, hampir sama dengan keadaan vegetasi di Gunung Argopuro. Bunga-bunga primula polifera yang kuning, edelweiss, rosseberry, dan rumput tumbuh subur di antara cemara-cemara yang menjulang.

Setelah melintas padang rumput, jalan menanjak di punggungan baru yang menuju puncak. Di salah satu dataran yang cukup luas kami melakukan ishoma pada pukul 12.25. Pukul 14.25 kami melanjutkan perjalanan. Dari tempat ishoma, Puncak Arjuno sudah terlihat tapi jalur yang ditempuh masih panjang dan bercuaca panas. Pada pukul 15.15 kami tiba di Tugu Perbatasan Malang-Pasuruan. Kaki kanan di Malang, kaki kiri di Pasuruan. Sakti, kan?

Akhirnya, pada pukul 15.30 kami tiba di Puncak Arjuno, puncak terakhir dalam operasional pengembaraan. Spanduk pengembaraan dan panji UPL MPA kembali terbentang di puncak gunung. Selembar merah putih besar yang berkibar-kibar menyambut kedatangan kami. Dengan berpegangan tangan kami berdiri di puncak itu, mengungkapkan rasa bahagia dan syukur kami. Alhamdulillah, Allah memberikan kami kekuatan untuk menyelesaikan pengembaraan ini.

Tak lama di puncak, kami segera turun menuju jalur Lawang. Di sekitar puncak terdapat empat tugu memorial. Setelah itu jalur terjal dengan vegetasi centigi, edelweiss, dan paku-pakuan. Pukul 16.50 tiba di pertigaan jalur Lawang dan jalur Purwosari. Kami putuskan untuk memaksimalkan pergerakan sebelum hari gelap. Akhirnya pada pukul 17.45 kami melakukan camp pada koordinat 07° 46’58”LS dan 112° 36’36”BT.

Rabu, 28 Juli 2011

Pukul 08.15 kami memulai perjalanan turun. Target hari ini adalah turun ke Pos Izin Pendaki di Desa Wonorejo Lawang dan menuju ke Surabaya. Jalur turun tidak begitu terjal, melewati hutan dan savana.Kejadian saat di Gunung Raung terjadi lagi. Kami kekurangan air karena kurang kontrol pemakaian.

Di sepanjang perjalanan, di kejauhan Gunung Semeru tampak mengintip di antara awan-awan tebal. Pukul 09.00 kami tiba di Shelter III (Pos Mahapena). Di sana kami break selama 15 menit sembari menikmati pemandangan menakjubkan di arah timur. Bukit-bukit bervegetasi rumput dan cemara begitu cerah bermandikan cahaya matahari. Gunung Semeru tampak mempertunjukkan pemandangan yang luar biasa, menyemburkan asap tebal ke langit yang sedang biru-birunya.

Jalur setelah Pos Mahapena cukup licin dan tertutup semak dan rerumputan, lalu masuk padang rumput yang sangat luas yang dikenal dengan nama Oro-Oro Ombo. Cuaca di Oro-Oro Ombo sangat terik, ditambah lagi dengan persediaan air yang sangat sedikit. Pemandangan di Oro-Oro Ombo begitu indah. Rumput-rumput yang hijau  kekuningan, bunga-bunga putih, tampak memesona dipadu dengan hamparan awan putih yang berarak di bawah kami.

Setelah Oro-Oro Ombo tiba di Shelter II (Pos Lincing). Di sini terdapat bangunan kayu yang dapat dimanfaatkan untuk bermalam. Dari Pos Lincing jalan lebar, kering, dan panjang. Terdapat pohon-pohon sengon kecil yang baru ditanam, saliara, rumput gajah, dan pisang.

Pukul 11.40 tiba di perkebunan teh. Dari bangunan tempat pengumpulan teh mengambil jalan ke arah kiri, lalu masuk jalan setapak di tengah perkebunan teh untuk mempercepat menuju Desa Wonorejo. Jalan menuju desa sangat jauh, sementara kerongkongan kami sudah terasa kering kehausan. Akhirnya pada pukul 12.50 kami tiba di Pos Izin Pendaki Desa Wonorejo Lawang. Di sana kami bersih-bersih, masak, dan yang paling penting minum sampai puas.

Setelah selesai beraktivitas, kami berangkat menuju Stasiun Lawang pada pukul 16.25 dengan menggunkan ojek, bonceng tiga dengan membayar Rp. 7.500,00/motor. Di Stasiun Lawang menunggu kereta komuter jurusan Stasiun Gubeng Surabaya sampai pukul 19.30. Pukul 21.00 kami tiba di Stasiun Gubeng dengan disambut live music. Sungguh perjalanan yang sangat mengesankan. It’s unforgettable moment !

Naskah Oleh :

Y. Yulia Andriani
Jln. Tentara Pelajar No. 50 Ciamis 46211

Selasa, 03 April 2012

Judule Pengin Tuku Pit Onthel

Goes2 ...ngonthel ria..
gara2 disambangi temen dari Jakarta kemaren jadi kepengen beli sepeda jenis ini. udah dari setengah tahun yang lalu sbenernya pengen beli, tapi gara2 sibuk macem2 nyampe kelupaan, eh pas udah inget tinggal duitnya yang kagak ada. Jadi harus rajin2 nabung ne buat beli..


Senin, 02 April 2012

Orang Utan Riwyatmu kini???

Orang Utan Riwyatmu kini????



Goes2 Jakarta - Jogja Mantep lah...

Hari Bumi 2012...mengothel dari JAKARTA - JOGJA ..gile ya...Namun temen2 dari Ukrida dan BSI si Zul sama Paulus berani mencoba tantangan ini..Tepatnya kemarin mereka sampai di purwokerto stelah menempuh 6 hari perjalanan. Nggak cuman goes, misi mereka kali ini adalah adalah memberikan pemahaman akan pentingnya kebersihan lingkungan di tiap-tiap kota yang mereka lewati, dengan simbolisasi penyerahan TONG SAMPAH kepada para kepala daerah yang mereka lalui. Tepatnya pagi tadi aku menemani mereka menuju kantor bupati banyumas untuk bertemu Bapak Bupati Mardjoko. menyampaikan aspirasi terkait isu-isu lingkungan di wilayah banyumas serta simbolisasi penyerahan tong sampah, sebagai sebuah teguran tersirat kepada bapak bupati untuk lebih memperhatikan lingkungan khususnya SAMPAH KOTA...
kegiatan mereka dijadwalkan berkhir pada tanggal 22 april bertepatan dengan perayaan puncak HARI BUMI  2012..selamat jalan.selesaikan misi mulia..Keep Spirit..

di depan pendopo kabupaten banyumas

di perbatasan kota

di dalam kantor bupati banyumas

dialog bersma bupati banyumas bapak Mardjoko

simbolisasi penyerahan tong sampah

penandatanganan spanduk

bapak bupati melihat-lihat speda onthel yang digunakan


Minggu, 01 April 2012

EARTH HOUR 2012

Earth Hour 2012...Meskipun Hanya Bernggotakan sedikit orang, tak mengurangi niat kami untuk ikut ambil bagian dalam menyukseskan  Earth Hour 2012. Kampanye penghematan energi dengan mematikan listrik selama satu jam yakni dimulai dari pukul 20.30-21.30 WIB,semalam..